Text
Dompet ayah Sepatu Ibu
uku ini menceritakan anak-anak miskin di pedalaman Sumatra Barat dengan 25 episode yang memiliki cita-cita untuk bisa hidup layak dan membebaskan diri dari kemiskinan hingga akhirnya mereka menemukan takdir dan hidup berbahagia. Mereka adalah Asrul dan Zeena. Asrul adalah anak laki-laki miskin yang tinggal di punggung gunung lainnya yaitu gunung Marapi, Asrul memiliki adik yang bernama Irsal yang sudah terlahir miskin karena ayahnya meninggalkan mereka karena kawin lagi karena ayahnya penganut mazhab poligami. Sebagai anak laki-laki pertama Asrul membantu ibunya untuk mencari uang demi kebutuhan sehari-hari dengan berjualan kayu bakar, sang ayah yang saat ini tinggal di rumah kedua istrinya terkadang memberikan tambahan uang. Namun itu semua tidak cukup untuk membiayai mereka bertiga.Sedangkan Zeena adalah perempuan miskin yang tinggal di punggung gunung Singgalang, memiliki tiga orang adik dan dua orang kakak. Mereka sudah terbiasa berjalan dengan sepatu rombeng naik dan turun gunung untuk berjualan jagung sebelum sekolah untuk bisa mencukupi biaya hidup dan sekolahnya. Sementara ayah Zeena meninggal dunia ketika Zeena masih kecil.
Asrul dan Zeena dipertemukan dalam sebuah takdir di kampus Universitas Kota Padang. Mereka sama-sama menjadi mahasiswa baru dan sudah melewati berbagai cobaan hidup kemudian memutuskan menjalani hidup dan menghabiskan hidup bersama.
Asrul dan adiknya Irsa memendam dalam hati bahwa suatu kelak mereka akan merubah garis keturunan miskin mereka dan memberangkatkan Ayah dan Ibu nya untuk naik haji. Asrul yang memiliki semangat yang membara dan jiwa kerja keras membantu ibunya dengan menjadi wartawan dan tukang kliping Koran Harian di Sumatera Barat. Isral adiknya memilih masuk pesantren dan menjadi pedagang kue untuk membantu ibunya.
Zeena juga memiliki semangat yang sama seperti Asrul, dengan kerja keras akhirnya Zeena bisa lulus dan menjadi sarjana. Ia juga kemudian menjadi guru PNS di sebuah Madrasah Aliyah di Kota Padang dan aktif bermasyarakat. Zeena yang sebelumnya bersumpah akan memberikan pendidikan yang layak untuk adik-adiknya kini berhasil mewujudkan hal itu.
Buku ini mengajarkan kita bahwa tidak ada cita-cita yang mustahil untuk diraih jika kita juga mengusahakannya dengan semangat dan perjuangan. Novel ini dapat menjadi motivasi bagi anak-anak muda yang sedang putus asa mungkin karena tidak dapat pekerjaan yang layak atau tidak dapat melanjutkan pendidikan yang setinggi mungkin untuk tidak mudah menyerah dan tetap memperjuangkan apa yang sudah dicita-citakan sebelumnya.
Karakter Zeena digambarkan begitu optimis, tidak pantang menyerah dan sederhana. Setelah Zeena mendapat gelar sarjana dari Universitas di Kota Padang, ia juga memiliki cita-cita lain yang lebih tinggi dan ingin terus mengembangkan diri. Zeena memiliki keinginan untuk melanjutkan studinya ke Jepang namun hal itu tidak mudah dilalui ada banyak sekali cobaan dan rintangan mulai dari biaya, batal nikah, hingga penyakit yang membutuhkan biaya lebih.
“Orang miskin kadang-kadang hanya punya modal. Berupa Semangat. Modal itupun sering kena cemooh oleh orang kaya. (H.110)”
Tidak tersedia versi lain