Text
Si Anak Cahaya
Nurmas, merupakan anak pertama pasangan Yadi dan Qaf. Cerita ini ber-setting tahun 1950. Mereka hidup di sebuah desa. Memiliki 3 sahabat yang menyenangkan dan kadang menyebalkan karena suka menjodoh-jodohkannya dengan Badrun S. yaitu: Jamilah, Siti dan Rukayah. Nama belakang Badrun tidak satu pun ada yang tahu kepanjangan dari apa. Badrun kelas 6, Nurmas kelas 5. Badrun dimata Nung, sangat menyebalkan sebab selalu memanggilnya si anak sok, sok pintar! Sementara Nung dan teman-temannya mempelesatkan haruf S menjadi Si Susah atau Si Sulit. Mereka memiliki Guru SD satu-satunya yang mengajar sekolah, namanya Pak Ahmad Zen, atau biasa dipanggil Pak Zen. Guru mengajinya Kakek Berahim.
Nung memiliki petualangan-petualangan seru baik sendiri atau pun bersama teman-temannya. Yang paling menyentuh saat Nung seorang diri berangkat ke kota kabupaten untuk menemui dokter Van Arken dan akan membeli obat untuk Bapaknya yang sedang sakit dengan menumpang gerobak milik Bang Topa. Petualangan yang menegangkan saat Nung ditemani ketiga sahabatnya menunggu ladang dan bertemu babi hutan liar juga harimau. Salah satu cerita yang kocak dan mengocok perut saya, ketika Nung dan ketiga sahabatnya menjadi murid Nek Beriah, dukun anak di kampungnya. Saat Jamilah disuruh mempraktekan jadi Ibu hamil yang sedang melahirkan anak (baca sendiri ya, asli kocaaaak! ). Kemudian Nung mencoba peruntungan berjualan di statiun kereta api bersama ketiga sahabatnya juga, meskipun pada akhirnya layu sebelum berkembang, akibat krisis ekonomi terpaksa statiun di kampungnya di tutup dan harus berpisah dengan Pak De yang sudah bekerja dan berada di kampungnya selama dua puluh tahun.
Puncak yang paling seru dan menegangkan saat kembalinya Dulikas ke kampungnya, dan mencari Bapak-nya Nung, untuk balas dendam. Satu per satu rumah di kampungnya dibakar. Berkat bantuan Kibo, kerbau milik Bang Topa, yang mengamuk karena anak buah Dulikas menyalakan lampu dari truk-truk yang mereka bawa, Nung bisa kabur dengan menggendong adiknya, Unus. Ia berjalan menuju kabupaten sejauh 15 pal. Meskipun bertemu dengan banyak rintangan, seperti dihadang di Puyang (harimau) yang akhirnya memangsa dukun sakti di kampungnya, bertemu babi, hingga empat anjing liar yang hampir saja memangsa Nung dan Unus, sebelum ajal menjemput, maka datanglah pertolongan dari dua tentara yang berasal dari kampungnya, orang yang Nung cari. Malam itu juga Nung beserta puluhan tentara mendatangi kampungnya, hingga akhirnya menangkap Dulikas. Apa yang telah dilakukan oleh Nung, akan selamanya diingat oleh warga di kampungnya.
Menurut saya, ceritanya menarik dan seru sekali, khas anak-anak desa dengan setting saat Indonesia baru merdeka. Jalan cerita susah ditebak, dan happy ending!
Tidak tersedia versi lain